Selasa, 29 November 2011

strategi promosi dan periklanan



Ada 5 bentuk promosi yaitu (1) personal selling, (2) advertising, (3) sales

    promotion, (4) public relations dan (5) Publicity. Masing-masing bentuk memiliki
    kekhususan sendiri yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari toko.
    (1) Personal selling adalah bentuk promosi produk secara langsung kepada calon
    pembeli yang dianggap potensial oleh suatu perusahaan . Teknis pelaksanaannya dapat melalui tatap muka pada tempat-tempat yang
    dianggap representatif atau dapat dilakukan melalui telepon, atau
    mendatangi langsung calon pembeli tersebut. .
    (2) Advertising, adalah suatu media komunikasi yang bersifat massal dimana
    suatu sponsor telah menerima sejumlah pembayaran tertentu. Bentuk paling
    umum yang dapat ditemukan untuk jenis ini yaitu pada televisi dan radio
    atau pada media cetak (majalah dan surat kabar).
    (3) Sales promotion, adalah suatu aktivitas yang dibuat sedemikian rupa untuk
    menjadi pelengkap advertising dan sekaligus sebagai media yang dapat
    memudahkan personnal selling.
    (4) Public relations, memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan lebih mengarah
    ke pembentukan opini bagi perusahaan dan produk yang dihasilkan.
    (5) Publicity, yaitu bentuk khusus dari public relations dimana intinya adalah
    terdapat berita atau perkembangan terbaru dari suatu perusahaan atau
    produk.
    • Tujuan promosi
    Secara umum, perusahaan melakukan promosi dengan tujuan untuk
    dapat lebih memberikan informasi kepada pengambil keputusan yaitu pembeli
    pada saat proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk. Selain itu
    untuk lebih memberikan penekanan pada ciri khas suatu produk dan mengajak
    pembeli-pembeli yang potensial.
    Dalam konteks pengetahuan ekonomi, tujuan promosi adalah untuk
    mengubah lokasi dan bentuk dari kurva permintaan (demand/revenue). Secara
    singkat promosi ditujukan untuk lebih menarik minat para pembeli punya
    prospek dan potensial.
    .
    FUNGSI  IKLAN
    Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan
    keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
    Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60)
    setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:
    ·         Attention : mengandung daya tarik
    ·         Interest : mengandung perhatian dan minat
    ·         Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
    ·         Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk
    Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk


    strategi promosi dalam pemasaran
    proses promosi melalui internet

    strategi distribusi

    Strategi Distribusi dalam pemasaran


    Teknik Strategi Distribusi Eceran

    Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibutuhkan strategi distribusi yang tepat untuk menyalurkan barang atau jasa dagangannya ke tangan konsumen. Berikut ini adalah metode distribusi yang dapat dipilih oleh suatu perusahaan bisnis untuk memaksimalkan laba.
    1. Strategi Distribusi Intensif
    Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya.
    2. Strategi Distribusi Selektif
    Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing. Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
    3. Strategi Distribusi Eksklusif
    Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah. barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.

    Jenis-jenis Ritel
    Berikut ini adalah pembagian industri ritel berdasarkan pengelompokan pada ciri-ciri tertentu disertai pengertian atau definsi :




     








    sumber : 
    Dr Buchari Alma, Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa, Alfabeta, Bandung, 2005

    strategi penetapan harga


    Strategi Penetapan Harga (Price)

    Harga yang tepat adalah harga yang terjangkau dan paling efisien bagi konsumen. Menetapkan harga yang tepat harus mempertimbangkan berbagai faktor, tidak hanya intuisi atau perasaan. Faktor yang harus di pertimbangkan :

    Lokasi Usaha
    Flunktuasi musiman
    Faktor psikologi pelanggan
    Bunga kredit dan bentuk kredit
    Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)
    Yang juga menjadi faktor yang mempengaruhi :
    1. menentukan harga dasar dan harga jual barang yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan:
    Biaya penjualan dan pembelian
    Harga pesaing.
    Bila pesaing menetapkan harga yang sama :
    1. Menetapkan harga yang lebih rendah daripada harga pesaing (penetrasi pasar) menyamakan dengan harga pesaing dengan kualitas produk dan pelayanan yang berbeda.
    Memberikan kualitas barang yang lebih baik dengan harga yang lebih tinggi.
    2. Memberikan potongan harga yang bervariasi misalnya: potongan penjualan tunai, potongan penjualan dengan pembelian tunai, sistem diskon
    3. Memberikan keringanan waktu pembayaran dengan tiga cara : sebagian dimuka, pembayaran di belakang, kredit.
    1. Strategi penetrasi harga (price penetration) : adalah penetapam di bawah harga normal.
    Agar produk yang dipasarkan berhasil dengan baik, maka produk baru hrs berusaha menekan pasar. Upaya promosi, penjualan khusus dan potongan harga dilakukan.
    2. Harga di atas harga pasar (skimming price): penetapan harga di atas harga normal. Strategi ini digunakan bila memperkenalkan produk baru dimana sedikit pesaing.
    Variasi: Sliding down demand curve : penetapan harga yang tinggi pada awal produk dan harga murah setelah ada kemajuan teknologi.
    Strategi follow the leader pricing :mengamati kebiajakan harga pesaing
    Teknik penentuan harga

    1. Strategi Cost Plus Pricing
    Harga jual=(Biaya TK+bahan baku+Overhead) + (Biaya penjualan dan administrasi )+ margin laba

    PENENTUAN HARGA JUAL MODEL PULANG POKOK.

    Laba= (Harga jual X jumlah produk) + (biaya variabel perunit X jumlah produk) + biaya tetap total dibagi jumlah yang diproduksi
    BEP= Break even point
    Titik impas dimana total pendapata (revenue) sama dengan total biaya yang dikeluarkan
    Rumus :
    TR= TC
    P= harga (dalam rupiah)
    Q= kuantitas (dalam unit)
    TC= TVC + TFC
    P (harga) xQ (quantitas) = (Biaya variabel/perunit X Q) + TFC
    Rp 1000 XQ = ( Rp 150 X Q) + Rp 85000,-
    1000 Q= 150 Q+ Rp 85000
    1000Q-150Q= Rp 85000
    850Q = Rp 85.000,-
    Q= 100
    Jadi produsen harus menjual sebanyak 100 unit agar terjadi BEP.
    TR >TC= 1100X100 > 15000+85000


    http://wirausahaumy.blogspot.com/2008/03/strategi-penetapan-harga-price.html

    daur hidup produk


    Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
    Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
    Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
    1. Tahap perkenalan (introduction).
    pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.

    2. Tahap pertumbuhan (growth).
    Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

    3. Tahap kedewasaan (maturity)
    Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.

    4. Tahap kemunduran (decline)
    Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
    a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
    b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksiny a agar lebih efisien.
    c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
    d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
    e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut
    .


    http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/siklus-hidup-produk-product-life-cycle_28.html

    pengelolaan produk dan pengembangan produk baru


         Arti produk bagi konsumen
          Produk adalah segala sesuatu (meliputi objek benda fisik, jasa, tempat, organisasi, gagasan atau pribadi) yang dapat atau mampu di tawarkan produsen untuk diminta, dicari, digunakan dan dikonsumsi oleh konsumen untuk pemenuhan kebutuhan dan keinginannya

    Pendekatan-pendekatan untuk menggolongkan produk :
    Salah satu strategi untuk menentukan jadwal produksi adalah membuat penggolongan produk. Pada umumnya penggolongan produk dibagi 3, yaitu:


     



    Penggolongan produk di atas mengacu pada tingkat pergerakan tiap produk yang dievaluasi pada kurun waktu tertentu, misalnya setiap 6 bulan sekali. Dengan evaluasi berkala itu maka kita akan tahu produk-produk apa saja yang frekuensi permintaannya tinggi dalam kurun waktu 6 bulan

    Pengelolaan produk melalui daur hidup produk
    Perkembangan teknologi dan perkembangan kebutuhan manusia atas berbagai jenis barang dan jasa selalu mengakibatkan perkembangan atas jumlah dan barang dan jasa yang memasuki pasar.Perkembangn jumlah dan jenis barang atau jasa ini juga diikuti oleh perkembangan manfaat atau kegunaan yang ditunjukan oleh semakin beraneka ragamnya barang dan jasa tesebu t. Dengan adanya daur hidup ( life cycle ) barang dan jasa dimanapada saatnya setiap barang dan jasa akan mengalami masa kedewasaan dan kemudiankemerosatan dipasar ,maka cara operasi dan produksi haruslah tetap berkembanguntuk dapat bertahan.Artinya bahwa setiap tahap pada daur hidup barang dan jasatidak boleh lepas dari perencanaan ,pengorganisasian ,penelaahan ,dan pengawasanatau pengendaliaan

    Pengelolaan bauran produk
    Bauran produk adalah sejumlah item produk yang di tawarkan penjual kepada pembeli.dapat juga dikatakan bahwa bauran produk adalah sekumpulan line produk yang di kelola oleh sebuah perusahaan (dengan catatan bahwa perusahaan memiliki beberapa line produk).
    Kalau perusahaan memiliki beberapa line produk, maka manajemen bauran produk berada dibawah direktur pemasaran atau manajer umum pemasaran. Di bawahnya ada manajer line produk , dibawahnya lagi ada manajer produk ataupun manajer merek.
    Seorag direktur pemasaran perlu memahami luas, panjang, kedalaman, konsistensi bauran pemasaran
    • Lebar (breadth) dari produk mix adalah banyaknya jajaran produk yang dihasilkan dan di jual kepasar
    • Dalam (Depth) dari produk mix adalah banyak variasi produk pada masing-masing jajaran produk
    • Panjang (length) dari produk mix adalah jumlah keseluruhan unsure produk yang ditawarkan. Rata rata panjang dari produk mix adalah jumlah unsure produk dibagi dengan jumlah lebar dari produk mix.
    • Konsistensi

      Keempat dimensi bauran produk memberikan alternative strategi berkenaan dengan pengelolaan bauran produk. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang pasar.beberapa strategi produkk mix adalah
      Perusahaan dapat meningkatkan bisnis dengan empat cara yaitu :
      Mengapa pengembangan produk baru?
      Pengembangan produk baru atau menciptakan produk baru merupakan tugas yang sering terlupakan. Pada saat salah satu ataupun beberapa produk yang sedang dipasarkan itu berada pada tahap “kedewasaan” , maka pengusaha haruslah mulai memanfaatkan keuntungan yang diperolehnya dari produk yang berada pada tahap tersebut untuk mengembangkan ide penciptaan produk baru. Produk baru inilah yang diharapkan nantinya dapat menggantikan produk lama yang sedang jaya tersebut
      Penciptaan produk baru ini meliputi 3 hal : 
       


      .




    .


       

    Senin, 28 November 2011

    perilaku konsumen

    Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.harga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Perilaku Untuk barang ber

    Aplikasi

    Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

    Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen

    Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
    Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologiilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari
    Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomistatisti Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematikaAbraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis. dan berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut
    Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

    Roda analisis konsumen

    Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.

    Afeksi dan kognisi


    Tipe respons afektif
    Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuliKognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak.
    Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
    Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
    Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
    Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.

    Proses pengambilan keputusan pembelian

    Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
    1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
    2. Pencarian informasi (information source).Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
    3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
    4. Keputusan pembelian (purchase decision).Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
    5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produkevaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.kepuasan dan ketidakpuasanKonsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan.Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan. tersebut, konsumen akan melakukan Dalam hal ini, terjadi konsumen.

    Faktor-faktor yang memengaruhi

    Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

    1. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

    segmentasi pasar,penentuan sasaran pasar dan pemosisian

    Segmentasi Pasar

    Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek.

    Pembagian segmen pasar: 


    Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak

    Penentuan Target Pasar
    Konsentrasi segmen tunggal
    Perusahaan memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing, dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.

    Spesialisasi selektif
    Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.

    Spesialisasi pasar
    Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.

    Spesialisasi produk
    Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.

    Pelayanan penuh (full market coverage)
    Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

    Pengertian Positioning
    Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

    Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.

    Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari: persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap perusahaan, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap perusahaan, dan persepsi pelanggan terhadap pesaing.

    Pengertian Deferensiasi
    Deferensiasi yang kompetitif adalah tindakan merancang satu perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari lawan/pesaing. Deferensiasi bisa berdasarkan "produk" yang ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, penambahan pelayanan, peningkatan kualitas, kemudahan pelanggan, dll. Deferensiasi "personil" dengan cara mempekerjakan atau melatih orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka. Sedangkan deferensiasi "saluran" yaitu perusahaan mencapai deferensiasi dengan cara membentuk saluran distribusi, terutama jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran tersebut. Diferensiasi "citra" adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk.

    http://mycopypast.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-penentuan-target-pasar.html